Thursday, June 21, 2007

Apakah Kita Baru Masih Membanggakan Slogan dan Atribut Semata?

Pertanyaan yang sederhana yang sedari dulu sampai saat ini masih teringat dalam memori di kepala, masihkah kita baru bangga dengan slogan dan atribut? Slogan atau atribut semacam apa yang dimaksud, yaitu mungkin 'kita harus menjadi negara yang demokratis!', atau 'mari kita galakan swasembada pangan', atau 'tegakkan emansipasi wanita', atau yang lebih sederhana 'aku orang indonesia', 'kulo wong jowo' atau 'abdi urang sunda' atau lagi 'kaula gragemania', dll dll.....

Ke'bangga'an identik dengan rasa percaya diri, tapi pada saat berlebihan dan tidak berdasar lagi merupakan suatu penunjukkan diri yang nilainya 10 dari skala 100. Lantas yang kurang apa ya? masih ada nilai 80 lagi tuh?

Itu yang terkadang kita lupakan, mungkin. Dasar penunjukkan itulah penyebabnya, seperti dalam teori yang perlu dilakukan adalah dengan kata tanya apa, kenapa, bagaimana, untuk apa. Apa dasarnya slogan? Kenapa perlu dilakukan? Bagaimana caranya? Dan untuk apa tujuannya?

Yang pasti, perlu disadari bahwa kita masih baru menunjukkan posisi kita yang diharapkan, seperti KPK yang memposisikan penegakkan korupsi tapi belum mengarah pada mewujudkan eksistensinya sebagai lembaga yang berperan penuh terhadap tujuan perwujudan penegakkan korupsi tersebut secara utuh.... contohnya kenapa 'ga nyampe-nyampe membereskan korupsi kelas kakap sampai mau diganti lagi pimpinannya...
Seperti kita yang masih sempet-sempetnya membuka internet dan mengetik hal-hal seperti ini, padahal kita bangga bekerja di tempat yang diinginkan dan bangga menunjukkannya pada orang lain......

Tentu saja, kalau mau berfikir dan berbuat yang besar lebih baik dimulai dari yang kecil dulu..... tapi tidak untuk KPK.....

No comments: