Thursday, January 22, 2009

Pelayaran ke Pulau Biawak Ditutup



INDRAMAYU,Cuaca buruk yang terjadi di perairan Laut Jawa utara di Kab. Indramayu tidak hanya membuat ribuan nelayan terpaksa melego jangkar, tetapi juga berpengaruh terhadap sektor wisata bahari. Pihak berwenang setempat mengumumkan, jalur pelayaran wisata dari Tanjung Indramayu menuju Pulau Biawak dinyatakan tertutup.

Pasalnya, ketinggian gelombang pada alur pelayaran tersebut sangat tinggi dan cenderung ekstrem. Berdasarkan pemantauan “MD”, Selasa (20/1), meski tampak tenang, namun kondisi umum perairan laut di Tanjung Indramayu tetap menimbulkan risiko. Pasalnya, di beberapa titik kerap muncul gelombang tinggi secara tiba-tiba, terutama di sekitar perairan dekat Kepulauan Rakit.

Gelombang besar yang dikenal dengan sebutan ‘badai rakit’ masih menjadi ancaman di alur pelayaran dari dan menuju Pulau Biawak. Kepala Kantor Pelabuhan Indramayu, Drs. Sukiman menyatakan, untuk keselamatan wisatawan, pihaknya sudah mengumumkan alur palayaran dari Indramayu menuju Pulau Biawak untuk sementara ditutup. Penutupan tersebut, diberlakukan sampai keadaan gelombang dan cuaca kembali normal. “Kami sudah sampaikan kepada beberapa pihak agar tidak melalui jalur pelayaran yang berpotensi menimbulkan ancaman bahaya bagi wisatawan,” ungkap Sukiman.

Sementara itu para nelayan yang memiliki perahu berukuran kurang dari 8 GT, hampir seluruhnya memilih tidak melaut. Pasalnya, hempasan gelombang tinggi dapat langsung membalikkan perahu-perahu. Perahu-perahu berukuran kurang dari 8 GT itu berjejer rapi di muara Karangsong Indramayu. Sedangkan para nelayannya memilih untuk melakukan aktivitas membetulkan jaring ikan maupun perahu yang mengalami kerusakan.

Banyaknya nelayan yang tidak melaut itu akhirnya berdampak pada aktivitas pelangan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) Karangsong. Sejak seminggu terakhir, aktivitas pelelangan ikan menurun secara drastis. Ketua Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra, Ono Surono, menjelaskan, dalam kondisi normal, nilai transaksi jual beli ikan di TPI Karangsong mencapai Rp 300 juta - Rp 500 juta per hari. Namun saat ini, nilai tersebut turun hingga menjadi Rp 100 juta - Rp 200 juta per hari. “Yang masih melaut hanya kapal-kapal besar saja, sedangkan perahu-perahu kecil tidak ada yang berani melaut,” kata Ono.(C-26). From mitra dialog on Wednesday, 21 January 2009

No comments: